GANJAR NGOPI BERSAMA RADIO KOMUNITAS DI LERENG MERAPI



Saat melakukan kunjungan ke desa di lereng Gunung Merapi, Gubernur Jateng Ganjar Pranowo berkesempatan ngopi bersama Jaringan Radio Komunitas Indonesia (JRKI) dan masyarakat pengelola desa wisata di Desa Samiran.


Ganjar memang melakukan kunjungan ke desa di lereng Gunung Merapi untuk bertemu sapa dengan warga dan kawan-kawan radio komunitas. 


“Kopi menjadi komoditas yang menarik untuk teman nongkrong. Tadi saya coba kopi dari lereng Merapi ini dari wilayah Selo. Tadi ia (barista) buat Vietnam Drip dan ternyata enak,” ujar Ganjar.


Dalam kesempatan itu, Ganjar mengapresiasi eksistensi radio komunitas, karena banyak di antaranya yang fokus pada informasi kebencanaan. Siaran yang diberikan sangat membantu untuk informasi mitigasi bencana, yang terjadi di suatu daerah.


“Kita sangat terbantu ya karena, kalau kita bicara radio komunitas, mereka punya concern yang sangat tinggi pada peminatnya. Radio komunitas kebencanaan umpama, itu menurut saya radio yang sampai hari ini eksis terus, dan manfaatnya luar biasa,” kata Ganjar.

Menurutnya, radio komunitas kebencanaan selalu memberikan informasi setiap tanda-tanda bencana alam muncul. Misalnya yang dilakukan oleh radio komunitas di Merapi. Radio itu dengan cepat menginformasikan setiap kali terjadi tanda-tanda gunung ada erupsi.

“Jejaring itu dibangun di antara warga yang ada di sana, di sekitar area bencana dan mereka menyampaikan dengan cepat. Maka informasi yang sifatnya mitigasi disampaikan, informasi tentang BMKG disampaikan, informasi tentang tempat untuk mengungsi itu disampaikan,” jelas Ganjar.


Tidak hanya itu, imbuhnya, informasi yang diberikan terkadang jauh lebih cepat dari gerak tim evakuasi. Misal dalam satu kasus terjadi erupsi atau bencana, radio komunitas dapat memberikan informasi masyarakat mana saja yang butuh pertolongan darurat. Informasi itu agar tim evakuasi maupun unit search and rescue unit segera ke lokasi.


“Bahkan informasi yang diberikan sangat detail termasuk kondisi sekitar, perilaku masyarakat, dan hal yang belum dapat di-cover oleh pemerintah. Ini perlu sih dibantu dikembangkan, dan jejaring dengan para pengambil keputusan,” kata Ganjar.


Selain berbicara mengenai radio komunitas, Ganjar juga berdialog mengenai potensi desa di lereng Merapi itu. Di antaranya, produk kopi yang beragam seperti kopi Lencoh yang mengolah biji kopi dari tanaman kopi peninggalan Belanda. Juga kopi Pasah yang sempat dicicipi oleh Ganjar. Kopi Pasah dinamai oleh penjual sesuai daerah asalnya.


“Ternyata di Selo, di lereng Merapi ini menarik ya, banyak daerah-daerah yang eksotis, tempat-tempatnya indah. Ada desa wisata, Bukit Sanjaya namanya. Kopinya ternyata warna-warni. Artinya banyak macam-macam kopi yang tumbuh enak di sini,” ungkap Ganjar.


Aneka macam kopi dan keindahan daerahnya dilihat Ganjar sebagai potensi besar untuk dikembangkan. Warga sendiri sudah mulai dengan membuat desa wisata dan berbagai macam olahan kuliner. Mereka juga mulai melengkapinya dengan suvenir yang bisa dibeli oleh pengunjung.


“Cuma rasa-rasanya mereka butuh dibantu. Tadi ada yang bilang butuh mesin roasting dan lainnya. Home stay juga mulai dibuat, ada tiga ratusan di sini. Tadi kami kasih catatan, misal spreinya harus putih, terus standarisasi yang harus dilakukan, mesti bersih, pengelolaannya mesti ramah, dan sebagainya,” jelas Ganjar.


Ia menambahkan, pengembangan potensi desa di lereng gunung itu bisa menjadi sangat menarik. Selain menikmati pemandangan, warga juga dapat membuat pertunjukan-pertunjukan, seperti musik yang melibatkan grup atau kelompok dari daerah sekitarnya.

0 Response to "GANJAR NGOPI BERSAMA RADIO KOMUNITAS DI LERENG MERAPI"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel