KERAJINAN ALAT MUSIK BAMBU SEMAKIN LARIS KARENA IKUT LAPAK GANJAR



Produsen alat musik bambu asal Purbalingga semakin laris dan diburu para pembeli saat mengikuti program Lapak Ganjar yang digagas oleh Pemimpin Provinsi Jawa Tengah tersebut.

Tetra Febri Riyanto namanya, seorang seniman musik yang sekaligus pengrajin alat musik bambu.

Dirinya saat ini tinggal di alan Lawet RT 03 RW 03 Kelurahan Purbalingga Wetan, Kabupaten Purbalingga.

Tertra menceritakan usahanya mengalami penurunan permintaan saat pandemi Covid-19. Bahkan nyaris nol omzet, karena pandemi membuat aktivitas sosial lumpuh, termasuk event kesenian.

Pada akhirnya, etra iseng mengikutsertakan alat musik bambu karyanya itu di Lapak Ganjar menggunakan akun @tetra_wbs. Ia tahu ada program yang diinisiasi Ganjar Pranowo itu dari Instagram.

“Sangat terdampak saat pandemi. Akhirnya, saya lihat ada Lapak Ganjar di Instagram. Awalnya hanya iseng untuk pemasaran, karena saat pandemi lumayan jatuh,” kata Tetra.

Hasilnya luar biasa, permintaan mulai datang. Dan, perlahan mulai diburu pembeli kembali.

“Alhamdulillah setelah ikut Lapak Ganjar produksi mulai meningkat, mulai kembali ke normal. Permintaan kita seluruh Idonesia, tapi sementara ini paling banyak dari Jateng dan Jatim,” ungkap Tetra.

Tetra menyebut, impact yang dirasakan bukan hanya bagi brand alat musik bambu miliknya. Ternyata Lapak Ganjar juga mengenalkan alat musik bambu brand lain yang ada di Purbalingga.

“Di sini ada enam keluarga saya, dan semuanya punya produksi alat musik bambu dengan beragam brand. Dengan adanya Lapak Ganjar, brand lainnya itu ikut dikenal. Usaha saudara juga merasakan impact-nya,” lanjut Tetra.

Tetra menjelaskan, alat musik bambu yang diproduksinya antara lain angklung, kentongan, gambang, bedug celo, bass pukul, dan lainnya. Satu set alat musik itu dibandrol rata-rata Rp5 juta. Saat ini, banyak orang yang memesan produknya.

“Semakin diburu, dan produksinya semakin kencang. Kalau bahan baku bambu cari di Purbalingga. Ambilnya harus tepat musimnya, dan diendapkan selama satu sampai dua tahun agar kualitasnya bagus dan awet,” tutur Tetra.

Alat musik bambu, imbuh Tetra, digunakan untuk mengiringi kesenian tradisional, terutama di Karesidenan Banyumas. Seperti Purbalingga, Banyumas, Banjarnegara, dan Cilacap.
“Alat musik bambu utamanya kentongan, salah satu alat musik tradisional khas dari Banyumasan meliputi Purbalingga, Banyumas, Banjarnegara, Cilacap. Di sini juga biasanya ada festival kentongan,” tandas Tetra.

0 Response to "KERAJINAN ALAT MUSIK BAMBU SEMAKIN LARIS KARENA IKUT LAPAK GANJAR"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel