LAPAK GANJAR MEMBUAT UKM MBOK LANJAR NAIK TINGKAT DARI KAKI LIMA KE HOTEL BERBINTANG



Terdapat hal menarik di surut ruangan lobby Novotel Solo Hotel. Hal tersebut ternyata keberadaan gerobak kopi dengan sepeda yang menjadi pembeda diantara furnitur hotel.

Di atas gerobak dengan dominasi warna cokelat, berjejer produk kopi dalam kemasan mini lengkap dengan sejumlah peralatan yang dipakai untuk meraciknya.

Usut punya usut, gerobak kopi tersebut menyuguhkan seduhan kopi premium dengan biji kopi berkualitas terbaik bagi tamu hotel.

Masih di ruangan lobby hotel, seorang pria tak henti menatap gerobak kopi tersebut dengan raut bahagia sekaligus bangga.

Tahun 2019 menjadi satu tahun yang paling berkesan untuk Ardi. Sebab di tahun ini, ia mulai menuai hasil atas usaha makanan lokal inovatif yang dilakoninya.

Kemudian datanglah 2020 yang menjadi tahun tersuram bagi sejumlah kalangan, terlebih bagi para pelaku usaha kecil menengah.

Pagebluk Covid-19 membuat roda perekonomian sulit berputar. Begitu juga dengan usaha Ardi.

Sejumlah kebijakan yang dikeluarkan membuat usahanya mati suri.

“Kami nggak boleh menerima tamu untuk makan, minum, sehingga hanya bisa melayani pesanan take away.”

“Pertanyaannya, siapa yang minum kopi dalam kondisi dingin karena dibawa pulang?” ucapnya.

Ardi mau tak mau harus menerima kenyataan pahit. Pendapatan usahanya turun drastis karena kehilangan banyak pelanggan.

Bahkan ayah dua anak itu terpaksa memangkas jumlah karyawannya.

Sampai akhirnya, Ardi mengetahui adanya program Lapak Ganjar melalui media sosial Instagram.

Lapak Ganjar adalah promosi berbasis media sosial yang diinisiasi Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo untuk memperkenalkan produk UMKM.

“Saya iseng, coba ikut promosi usaha di edisi 39 tema warung makan, ternyata di-repost,” katanya.

Tak hanya sekali, Ardi kembali mengikutsertakan usahanya dalam promosi di tema 66 tentang oleh-oleh khas.

Ia pun memejeng pisang sale dan kopi Volcano Banana yang menjadi produk unggulannya.

Sejak saat itulah, usaha Ardi yang semula lesu perlahan bangkit.

Omzetnya perlahan naik sebab produk usahanya mulai dikenal khalayak.

Pesanan pun mulai berdatangan.

“Ada tiga atau empat kali UKM Mbok Lanjar dipromosikan di Lapak Ganjar, termasuk beberapa kali menjadi materi iklan di sejumlah radio,” ungkapnya.

Sunardi sang pemilik usaha tak menyangka, usaha kecil dan menengah (UKM) yang dirintisnya dari tepi jalan, kini berpindah tempat ke lobby hotel berbintang.

Dari sebuah lapak kecil di kegiatan car free day (CFD), UKM tersebut sekarang mendapatkan tempat spesial dari hotel yang berlokasi di tengah Kota Solo, Jawa Tengah.

“Bagi kami, pelaku UKM, kesempatan ini adalah hal mewah yang pernah didapatkan,” ucap Sunardi

Ardi, begitu karib disapa, mengaku tak pernah berpikir akan sampai di titik ini. Ingatannya pun seakan terlempar kembali ke masa lalu.

Tepatnya saat awal memulai usaha hingga merasakan jatuh bangun agar usaha yang mengambil nama sang ibu, yaitu Lanjar terus berjalan.

Tahun 2013 menjadi titik mula Ardi mengawali usaha produksi dari sebuah rumah di Dukuh Dalangan, Desa Ngemplak, Kecamatan Kalikotes, Kabupaten Klaten.

Saat itu, Ardi membuat pisang sale setelah melihat stok pisang jenis raja putri yang begitu melimpah dari kebun sekitar milik tetangga-tetangganya.

Pisang raja putri, kata Ardi, memiliki rasa yang kurang bisa dinikmati sehingga hanya dipakai untuk pakan ternak.

“Saya coba olah supaya bisa menjadi camilan yang laku dijual dan bisa dinikmati,” lanjut Ardi.

Ia lantas menjajal aneka macam olahan pisang mulai dari ceriping, getuk, hingga pisang aroma.

Namun, usaha itu belum membuahkan hasil dan pisang raja putri belum bisa dinikmati sebagai makanan.

Tak patah arang, Ardi menghubungi koleganya di Universitas Gadjah Mada (UGM) agar mau mengecek kandungan yang ada dalam pisang tersebut.

“Saya tes laboratorium di UGM, ternyata ada dua kandungan pisang raja putri yang paling tinggi, yaitu gula dan vitamin C,” ungkap Ardi.

Ayah dua anak itu lantas memutar otak dan terpikir untuk mengolahnya menjadi pisang sale. Pisang tersebut diiris tipis dan dijemur selama tiga hari.

Tak disangka, pisang tersebut mengeluarkan rasa yang manis dan kandungan air di dalamnya hilang.

Setelah percobaan itu, mulailah Ardi mengembangkan usaha pisang sale yang kini dilabeli oleh-oleh khas Klaten.

“Kami menggunakan bahan baku pisang lokal yang ditanam oleh tetangga sekitar dan kami beli di atas harga pasar.”

“Misal di pasar hanya laku Rp 20 ribu-Rp 25 ribu, kami bisa beli dengan harga Rp 35 ribu-Rp 40 ribu per tandan,” ucapnya.

Agar pemasaran pisang sale produksinya semakin meluas, Ardi menjualnya melalui acara CFD yang digelar setiap hari Minggu di Klaten serta menitipkan ke sejumlah toko oleh-oleh di Yogyakarta.

Sukses dengan produk pisang sale, Ardi yang memiliki pengetahuan seputar kopi, memberanikan diri terjun ke dunia tersebut pada 2018.

Ia pun membuka kedai kopi berukuran 4×6 meter di Jalan Merbabu, Kios Stadion Trikoyo, Klaten dengan nama Mbok Lanjar Mini Cafe.

Saat itu, Ardi masih menggunakan biji kopi yang didatangkan dari Temanggung.

“Setahun kemudian, tahun 2019, saya coba cari tahu, apakah Klaten tidak punya kopi khas?”

“Ternyata ada yaitu di lereng Gunung Merapi, tepatnya Deles Indah dan Sapuangin, Kecamatan Kemalang.”

“Hanya saja waktu itu, petani belum bisa menjual hasil kopi panenannya secara maksimal karena dianggap kurang laku,” katanya.

Setelah melalui sejumlah proses, Ardi lantas menemukan satu keunikan tersendiri pada kopi jenis arabica hasil perkebunan lereng Gunung Merapi tersebut.

Kopi tersebut memiliki cita rasa dan aroma khas buah pisang.

Dari situlah tercipta ide untuk membuat produk kopi Volcano Banana dan mengembangkannya dengan brand Mbok Lanjar Coffee hingga sekarang.

Misi yang diusung suami Mega Oktavia itu pun sederhana.

Dengan mengambil bahan baku langsung dari petani di lereng Gunung Merapi, ia ingin ikut membantu menyejahterakan petani kopi.

Sekaligus mengenalkan kopi khas Klaten kepada khalayak.

0 Response to "LAPAK GANJAR MEMBUAT UKM MBOK LANJAR NAIK TINGKAT DARI KAKI LIMA KE HOTEL BERBINTANG"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel